Komisi I DPR Dukung Gagasan Strategis TNI: Investasi AI untuk Negara Non Blok dan Regenerasi

Anggota Komisi I DPR RI Junico Bisuk Partogi Nababan Siahaan
Anggota Komisi I DPR RI Junico Bisuk Partogi Nababan Siahaan

JAKARTA – Anggota Komisi I DPR RI Junico Bisuk Partogi Nababan Siahaan memberikan apresiasi tinggi terhadap pemikiran strategis Laksamana Pertama TNI Arif Badrudin yang mengusulkan alokasi investasi teknologi Kecerdasan Buatan (AI) untuk negara-negara non-blok melalui Dana Abadi Danantara. Gagasan ini dinilai sebagai bentuk kontribusi pemikir muda TNI yang berwawasan geopolitik internasional.

Dalam keterangan resminya, Jumat (22/8/2025), Nico Siahaan menyoroti pentingnya pemikiran segar dari generasi muda TNI dalam menghadapi dinamika global yang semakin kompleks.

“Kita apresiasi pemikir-pemikir muda yang berwawasan geopolitik internasional. Mereka membawa cara pandang baru yang sangat dibutuhkan untuk memperkuat posisi Indonesia,” ujar legislator Fraksi PDI-Perjuangan ini.

Laksamana Pertama Arif Badrudin, perwira tinggi TNI lulusan S3 di bidang AI, menyampaikan gagasan tersebut dalam forum strategis Program Pendidikan Pimpinan Nasional (P3N) XXV dan Program Pemantapan Pimpinan Nasional (P4N) LXVIII Tahun 2025.

Paparan yang kemudian viral di media sosial ini juga disaksikan langsung oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

Secara spesifik, Arif mengusulkan agar 20 persen investasi dari lembaga dana abadi Danantera dialokasikan ke negara-negara non-blok dalam bentuk pengembangan teknologi AI. Selain itu, ia juga menekankan pentingnya memperkenalkan AI dan Fintech kepada generasi muda Indonesia untuk membuka industri startup di negara-negara non-blok.

Visi Indonesia sebagai Aktor Perdamaian Dunia

Nico Siahaan menegaskan bahwa Indonesia membutuhkan pemimpin masa depan dengan visi besar yang tidak hanya fokus pada urusan dalam negeri, tetapi juga mampu menempatkan Indonesia sebagai aktor perdamaian di kawasan dan tingkat internasional.

“Poin utama kita adalah mendorong lahirnya pemimpin dengan visi besar yang ingin menjadikan Indonesia sebagai aktor perdamaian dunia. Untuk itu, diplomasi harus diperkuat,” tegas politisi yang akrab disapa Nico ini.

Menurutnya, Indonesia memiliki sejarah panjang dan reputasi kuat dalam diplomasi non-blok serta kerja sama internasional berbasis perdamaian. Warisan diplomasi ini, kata dia, harus terus dihidupkan dan dikembangkan melalui regenerasi kepemimpinan yang berkualitas.

Legislator dapil Sumatra Utara II ini menekankan perlunya menyiapkan diplomat-diplomat muda yang mumpuni dan mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman. “Yang tidak hanya mengerti teori, tapi juga aktif terlibat langsung dalam aktivitas perdamaian global,” lanjutnya.

Nico melihat, dunia di masa depan membutuhkan aktor-aktor muda Indonesia yang mampu berbicara setara di panggung internasional, tidak hanya dalam isu perdamaian, tetapi juga dalam pembahasan perubahan iklim, keamanan digital, dan pengembangan teknologi.

Anggota Komisi I DPR yang membidangi urusan luar negeri dan pertahanan ini menilai platform seperti P3N dan P4N memiliki peran strategis sebagai wadah untuk memperkuat kapasitas calon pemimpin nasional.

Menurutnya, forum semacam ini crucial untuk membekali peserta dengan pemahaman mendalam tentang politik luar negeri, teknologi strategis, dan geopolitik modern.

“Dunia ke depan membutuhkan aktor-aktor muda dari Indonesia yang bisa berbicara setara di panggung internasional, baik dalam isu perdamaian, iklim, keamanan digital, maupun teknologi,” tandasnya.

Komitmen Komisi I DPR RI

Menghadapi dinamika global yang semakin kompleks, Nico menegaskan komitmen Komisi I DPR RI untuk terus mendorong kebijakan luar negeri yang inklusif, adaptif, dan berbasis inovasi.

“Komisi I DPR RI berkomitmen untuk terus mendorong kebijakan luar negeri yang inklusif, adaptif, dan berbasis inovasi demi menjaga kedaulatan sekaligus memperkuat kontribusi Indonesia dalam menciptakan perdamaian dunia,” tutup Nico.

Gagasan yang disampaikan Laksamana Pertama Arif Badrudin dan diapresiasi oleh Komisi I DPR RI ini menunjukkan adanya sinergi positif antara lembaga legislatif dan TNI dalam menyusun strategi geopolitik Indonesia yang lebih maju dan berorientasi masa depan.

Sumber: GESURI.ID/GRD

Editor: Riky rinovsky

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *