UMRAH Transformasi budidaya Ikan di Pulau Penyengat Jadi Destinasi Wisata Edukasi Berkelanjutan

Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH).
Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH).

PULAU PENYENGAT, Kepulauan Riau – Sebuah terobosan inovatif diwujudkan oleh Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH).

Melalui program pendampingan intensif, mereka mengubah lokasi budidaya ikan milik Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Bahari Sakti menjadi destinasi wisata edukasi maritim yang berkelanjutan di Pulau Penyengat.

Program yang didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DPPM) Kemendikbudristek Tahun Anggaran 2025 ini tidak hanya berfokus pada peningkatan kapasitas produksi, tetapi juga membuka pintu lebar bagi potensi ekonomi kreatif berbasis edukasi.

Tim PKM UMRAH, yang terdiri dari para ahli di bidangnya, yaitu Shavika Miranti, S.Pi., M.Si.; Angga Reni, S.Pi., M.Si.; dan Kiki Wulandari, SE., MM., memberikan pelatihan langsung kepada anggota Pokdakan Bahari Sakti.

Dua fokus utama pelatihan adalah:

1. Teknik Pembuatan Pakan Ikan Mandiri: Mengurangi ketergantungan dan biaya operasional terhadap pakan komersial.

2. Penerapan Sistem Filter Air yang Efisien: Menjaga kualitas air kolam agar tetap optimal untuk pertumbuhan ikan dan menciptakan lingkungan yang bersih serta menarik bagi pengunjung.

“Melalui pendampingan ini, kami ingin memberikan solusi yang berkelanjutan bagi para pembudidaya. Di sisi lain, kami juga melihat potensi besar untuk menjadikan lokasi ini sebagai laboratorium alam dan destinasi wisata edukasi bagi siswa sekolah dan masyarakat umum yang ingin belajar tentang budidaya ikan secara langsung,” ujar Shavika Miranti, salah satu anggota tim.

Kegiatan ini tidak berhenti pada pelatihan teknis. Tim UMRAH juga mendampingi kelompok dalam menyusun konsep kunjungan wisata edukasi.

Anggota Bahari Sakti dilatih untuk menjadi pemandu yang dapat menjelaskan proses budidaya ikan, mulai dari pembibitan, pemberian pakan, hingga panen, kepada para pengunjung, terutama siswa sekolah.

Inisiatif ini mendapat sambutan sangat positif dari Kelompok Bahari Sakti. Mereka melihat program ini sebagai peluang untuk meningkatkan pendapatan tidak hanya dari hasil budidaya, tetapi juga dari sektor pariwisata.

“Kami sangat berterima kasih kepada tim UMRAH. Selama ini kami hanya fokus pada budidaya. Kini, kami punya wawasan baru bahwa tempat kami bisa menjadi lokasi edukasi. Ini menjadi nilai tambah yang sangat berarti bagi kami dan masyarakat Pulau Penyengat,” tutur perwakilan Kelompok Bahari Sakti.

Sinergi antara akademisi (UMRAH) dan masyarakat ini diharapkan dapat menjadi katalisator bagi kemajuan Pulau Penyengat.

Pulau yang dikenal sebagai situs sejarah dan budaya Melayu ini kini mulai menapaki babak baru sebagai pusat inovasi dan edukasi maritim yang berkelanjutan.

Dengan adanya Wisata Edukasi Budidaya Ikan Bahari Sakti, diharapkan dapat menarik lebih banyak kunjungan, memberdayakan ekonomi lokal, dan memperkenalkan generasi muda pada pentingnya mengelola sumber daya kelautan secara bertanggung jawab.

Langkah UMRAH ini merupakan wujud nyata kontribusi perguruan tinggi dalam mendukung pengembangan potensi wilayah dan ekonomi biru di Indonesia.

(Grd)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *