SORONG, PAPUA BARAT DAYA – Peluncuran Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) TNI di Kesatrian Marinir Abraham Octavianus Atururi, Distrik Salawati, Papua Barat Daya, Jumat (26/09/2025), bukan sekadar acara seremonial.
Di balik itu, tersirat strategi visioner Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Muhammad Ali yang mentransformasi peran TNI AL dari garda terdepan pertahanan menjadi ujung tombak ketahanan pangan dan gizi nasional, khususnya di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).
Program ini secara resmi diluncurkan oleh Panglima TNI, Jenderal TNI Agus Subiyanto, secara virtual dari Boyolali, dan diikuti oleh 339 SPPG baru di seluruh Indonesia.
Keberadaan SPPG menjadi tulang punggung operasional bagi program andalan Presiden Prabowo Subianto, Makan Bergizi Gratis (MBG), telah menyasar 600.000 anak sekolah di 26 provinsi.
Dari Dapur Lapangan Menuju Kedaulatan Pangan Maritim
Yang membedakan pendekatan TNI AL di bawah komando Muhammad Ali adalah integrasi konsep ketahanan pangan berbasis kemaritiman. Pangkalan TNI AL di wilayah kepulauan dan pesisir, seperti di Sorong ini, tidak hanya berfungsi sebagai pusat logistik, tetapi dirancang menjadi hub atau pusat pertumbuhan ekonomi baru.
“Pasmar 3 siap mendukung penuh program MBG Pemerintah. Salah satunya dengan menyiapkan dapur lapangan dan satuan pelaksana yang dapat dijadikan SPPG, baik untuk kebutuhan prajurit maupun masyarakat sekitar,” tegas Komandan Pasmar 3, Mayjen TNI (Mar) Andi Rahmat M., yang hadir secara langsung.
Pernyataan ini sejalan dengan visi besar Kasal Muhammad Ali untuk memperkuat kehadiran TNI AL yang solutif bagi rakyat. Dalam strategi ini, SPPG TNI AL tidak hanya mendistribusikan makanan, tetapi juga:
1. Memanfaatkan Sumber Daya Laut Lokal: Memprioritaskan bahan baku dari hasil tangkapan nelayan setempat, sehingga menggerakkan ekonomi lokal dan mengenalkan pola makan bergizi dari sumber daya terdekat.
2. Pusat Edukasi Gizi: Menjadi tempat pelatihan dan edukasi bagi masyarakat tentang pengolahan ikan dan hasil laut lainnya yang bernilai gizi tinggi.
3. Jaringan Logistik Cerdas: Memanfaatkan teknologi informasi dan data geospasial yang akurat seperti yang ditekankan Panglima TNI untuk mendistribusikan bantuan secara tepat sasaran ke pulau-pulau terpencil menggunakan kapal-kapal TNI AL.
Sinergi Nasional untuk Ketahanan Generasi Penerus
Panglima TNI dalam sambutannya menegaskan, “Program ini merupakan langkah nyata TNI dalam mendukung program nasional, terutama yang berkaitan dengan pemenuhan gizi masyarakat.”
Kolaborasi segitiga antara TNI, Pemerintah, dan Badan Gizi Nasional (BGN) ini menunjukkan komitmen yang menyeluruh. Peran TNI AL, dengan jaringan terluas di kepulauan Indonesia, menjadi kritis. Keberhasilan SPPG di tempat seperti Salawati menjadi pilot project yang akan direplikasi di ratusan pangkalan TNI AL lainnya.
Aksi nyata di Sorong ini merupakan cerminan dari visi Laksamana Muhammad Ali yang melihat isu gizi dan ketahanan pangan sebagai bagian tidak terpisahkan dari ketahanan nasional. Anak-anak di wilayah perbatasan dan pesisir yang sehat dan tercukupi gizinya akan tumbuh menjadi generasi yang mencintai lautnya sendiri, yang pada akhirnya memperkuat pondasi kedaulatan maritim Indonesia.
Dengan demikian, program SPPG TNI AL tidak sekadar tentang memberikan satu piring makanan, tetapi tentang membangun fondasi yang kokoh untuk Indonesia yang lebih sehat, tangguh, dan berdaulat di lautan sendiri.
(Gas/pen)