JAKARTA – Pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto secara konsisten memperkuat komitmennya dalam mendukung perdamaian dan kemanusiaan untuk rakyat Palestina di Gaza.
Komitmen ini diwujudkan melalui serangkaian aksi nyata yang meliputi misi kemanusiaan, bantuan pendidikan, dan diplomasi internasional yang vokal.
Misi Kemanusiaan: Kapal Rumah Sakit dan Satgas Dikirim ke Gaza
Awal Januari 2024, sebagai bentuk aksi langsung, Prabowo Subianto yang kala itu masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan melepas keberangkatan KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat-992 dampingi Kasal Laksamana TNI DR Muhammad ali.
Kapal rumah sakit tersebut berlayar menuju Mesir untuk menjalankan misi kemanusiaan guna membantu korban konflik di Gaza. Pelepasan kapal yang dilengkapi fasilitas medis lengkap ini dilakukan di Dermaga Kolinlamil, Jakarta, sebagai simbol kesiapan Indonesia memberikan bantuan kesehatan.
Tidak hanya melalui laut, Indonesia juga memperkuat misinya dengan mengerahkan Satuan Tugas (Satgas) Garuda Merah Putih II. Satgas ini didukung pesawat angkut berat Hercules A-1343 yang mengangkut personel dan logistik penting, termasuk 1200 parasut untuk kebutuhan darurat. Langkah ini menegaskan kesiapan logistik dan personel TNI dalam merespons krisis kemanusiaan.
Di luar bantuan darurat, Prabowo juga menginisiasi program beasiswa bagi anak-anak Palestina untuk menempuh pendidikan di Universitas Pertahanan Indonesia. Program yang telah berjalan sejak 2023 ini bertujuan membangun sumber daya manusia yang unggul untuk masa depan Palestina.
“Kami ingin mereka pulang ke tanah air mereka dengan selamat, sehat, dan terdidik,” ujar Prabowo dalam Forum Diplomasi Antalya 2025, menekankan pada aspek keberlanjutan dan pemberdayaan.

Pidato Bersejarah di PBB: Tegaskan Dukungan untuk Solusi Dua Negara
Puncak dari diplomasi Indonesia terjadi pada Sidang Majelis Umum PBB di New York, Senin, 22 September 2025. Dalam pidatonya, Presiden Prabowo menyampaikan keprihatinan mendalam atas tragedi kemanusiaan yang berlangsung di Gaza.
“Ribuan nyawa tak berdosa, banyak di antaranya perempuan dan anak-anak, telah terbunuh. Kelaparan mengancam. Bencana kemanusiaan sedang terjadi di depan mata kita. Kami mengutuk semua tindakan kekerasan terhadap warga sipil tak berdosa,” tegas Prabowo di hadapan para pemimpin dunia.
Presiden dengan jelas menegaskan kembali komitmen Indonesia pada solusi dua negara sebagai satu-satunya jalan menuju perdamaian yang berkelanjutan. Pernyataan berikutnya menjadi perhatian global, “Setelah Israel mengakui kemerdekaan dan kenegaraan Palestina, Indonesia akan segera mengakui Negara Israel dan kami akan mendukung semua jaminan keamanan Israel,” lugasnya.
Pernyataan ini dinilai sebagai posisi yang jelas, berimbang, dan mendorong perdamaian. Presiden Prabowo juga mengapresiasi negara-negara yang telah mengakui Palestina dan menyerukan penghentian perang segera di Gaza. Ia menegaskan kesiapan Indonesia untuk berkontribusi aktif, termasuk dengan menyediakan pasukan penjaga perdamaian di bawah mandat PBB.

Rencana konkret Indonesia meliputi kesiapan mengirim 20.000 pasukan penjaga perdamaian, kontribusi finansial, penyediaan pangan global, serta target menuju net zero emission sebelum 2060.
Pidato ini bukan sekadar simbolis, melainkan peta jalan diplomasi Indonesia menuju peran lebih besar dalam tata dunia yang adil, damai, dan berkelanjutan.
Rangkaian langkah dari pengiriman bantuan medis, dukungan pendidikan, hingga diplomasi yang kuat di forum internasional menunjukkan bahwa isu Palestina tetap menjadi prioritas utama dalam politik luar negeri Indonesia.
Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, Indonesia tidak hanya menyuarakan dukungan tetapi juga menggerakkan sumber dayanya untuk aksi-aksi nyata yang membawa dampak langsung dan jangka panjang bagi perdamaian di Palestina.
(Gea/pen)