Jenderal TNI (Purn.) Sjafrie Sjamsoeddin, sang patriot dengan segudang pengalaman tempur dan kisah heroik mengawal Presiden Soeharto ke Bosnia, resmi dilantik Presiden Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan RI. Simak profil dan perjuangannya untuk Indonesia.
JAKARTA – Kebanggaan dan harapan baru menyertai pelantikan Jenderal TNI (Purn.) Sjafrie Sjamsoeddin sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) RI oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, pada Senin, 21 Oktober 2024.
Pengangkatan putra terbaik bangsa ini dalam Kabinet Indonesia Maju 2024-2029 menjadi bukti komitmen pemerintahan baru untuk menempatkan orang-orang terlatih, berpengalaman, dan berjiwa patriotik di garda terdepan pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Sjafrie Sjamsoeddin bukan sekadar nama. Ia adalah simbol pengabdian tanpa pamrih yang telah teruji di medan tempur dan ruang strategis nasional.
Dari seorang prajurit Kopassus hingga pimpinan tertinggi di Kementerian Pertahanan, perjalanannya adalah cerita tentang cinta tanah air yang diwujudkan dalam tindakan nyata.

Profil Singkat: Sang Putra Prajurit
Nama Lengkap: Sjafrie Sjamsoeddin
Tempat/Tgl Lahir: Ujung Pandang (Makassar), 30 Oktober 1952
Pendidikan Militer: AKABRI (1974), Seskoad (1989), Sesko TNI, Lemhannas RI
Jabatan Terbaru: Menteri Pertahanan RI (2024- sekarang)
Bakti untuk Negeri: Dari Ujung Tombak hingga Pucuk Pimpinan
Jiwa kepemimpinan dan keberanian Sjafrie telah terlihat sejak awal karier militernya. Sebagai prajurit elit Komando Pasukan Khusus (Kopassus), ia dipercaya memimpin operasi-operasi penting negara.
Dua tahun setelah lulus AKABRI, pada 1976, ia sudah memimpin Nanggala X di Timor-Timur. Tak lama setelahnya, pada 1987, tanggung jawab yang lebih besar diberikan sebagai Komandan Nanggala XXI di Aceh.

Pengalaman pascapensiunnya sebagai Wakil Menteri Pertahanan (2010-2014) dan Asisten Khusus Menhan (2019-2024) melengkapi kapasitasnya sebagai seorang ahli strategi pertahanan yang mumpuni.
Sebuah kisah patriotik yang paling membekas adalah ketika Sjafrie, sebagai Komandan Grup A Paspampres, mendapat amanah untuk mengawal keselamatan Presiden Soeharto dalam kunjungan kemanusiaan ke Bosnia-Herzegovina pada Maret 1995, di tengah berkecamuknya perang saudara.
Dalam buku “Pak Harto: The Untold Stories”, Sjafrie menuturkan ketegangan misi tersebut. Pesawat utusan PBB sebelumnya bahkan telah ditembak.
Namun, dengan semangat pantang menyerah dan profesionalisme ala prajurit Indonesia, ia dan timnya berhasil melaksanakan tugas dengan sempurna.
Keteguhan Presiden Soeharto yang hanya mengenakan jas dan kopiah di tengah desing peluru, didukung oleh keberanian pengawalnya, menjadi simbol perdamaian Indonesia yang dikenang dunia. Kisah ini adalah testament nyata dari keberanian dan kesetiaan seorang patriot sejati.
Visi Ke Depan: Modernisasi dan Kesejahteraan
Sebagai Menteri Pertahanan, Sjafrie diharapkan dapat meneruskan dan meningkatkan modernisasi Alutsista TNI yang telah dirintis. Pengalamannya sebagai Sekjen Kemhan yang pernah melakukan pembenahan sistem pengadaan alutsista menunjukkan komitmennya untuk transparansi dan efisiensi demi kekuatan militer Indonesia yang lebih tangguh.
Visi besarnya tidak hanya tentang kekuatan persenjataan, tetapi juga tentang kesejahteraan prajurit pahlawan-pahlawan tanpa tanda jasa yang berjaga di perbatasan dan pelosok negeri. Agenda ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto untuk membangun pertahanan negara yang berdaulat dan mandiri.
Pilihan tepat membantu Presiden Prabowo Subianto menjalani amanah luhur Rakyat Indonesia, dimana sosok Sjafrie Sjamsoeddin adalah pengakuan atas pengabdian seumur hidupnya untuk Indonesia.
Dari medan perang hingga meja strategi, dedikasinya tak pernah pudar. Ia adalah representasi semangat patriotik yang dibutuhkan bangsa ini untuk menghadapi tantangan global ke depan, selalu siap sedia Menjaga Kedaulatan dan Keutuhan NKRI.
(Rk/pen)