GURINDAM.ID, Tepat, Tegas, Lugas inilah cerminan dari tokoh Minang Sumatra barat, beliau adalah Letjen TNI (Purn) Djamari Chaniago sebagai Menko Polkam baru.
Babak baru dimulainya, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, secara resmi melantik Letnan Jenderal TNI (Purn) Djamari Chaniago sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polkam) yang baru.
Pelantikan historis ini berlangsung di Istana Negara, Jakarta, pada Rabu siang, menandai babak baru dalam kabinet pemerintahan.
Pengangkatan Djamari Chaniago didasarkan pada Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 96P Tahun 2025 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Menteri dan Wakil Menteri Negara Tahun 2024-2029.
Keppres ini dibacakan secara resmi oleh Deputi Bidang Administrasi Aparatur Kementerian Sekretariat Negara, Nanik Purwanti.
Posisi strategis Menko Polkam sebelumnya sempat lowong setelah dicopotnya Budi Gunawan dan untuk sementara dijabat oleh Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin.
Sumpah Jabatan dan Komitmen
Dalam momen khidmat, Djamari Chaniago mengucapkan sumpah jabatan di hadapan Presiden Prabowo. “Demi Allah saya bersumpah, bahwa saya akan setia kepada UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta akan menjalankan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya demi darma bakti saya kepada bangsa dan negara,” ucapnya dengan tegas.
Ia menambahkan, “Bahwa saya dalam menjalankan tugas jabatan akan menjunjung tinggi etika jabatan, bekerja dengan sebaik-baiknya dengan penuh rasa tanggung jawab.” Usai mengucap sumpah, Djamari menandatangani berita acara pelantikan. Acara ditutup dengan pengumandangan lagu Indonesia Raya dan ucapan selamat dari Presiden serta para menteri yang hadir.
Siapa Djamari Chaniago? Profil Menko Polkam Baru
Djamari Chaniago bukanlah nama baru di panggung nasional. Pria kelahiran Padang, 77 tahun yang lalu ini adalah seorang purnawirawan TNI Angkatan Darat dengan rekam jejak yang sangat panjang dan mapan. Ia merupakan lulusan Akabri (sekarang Akmil) tahun 1971 dan dikenal sebagai figur senior yang disegani.
Jenderal bintang tiga ini memiliki pengalaman luas dalam memimpin kesatuan strategis TNI. Puncak karier militernya antara lain:
Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) III/Siliwangi (1997–1998)
Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) (1998–1999), Kepala Staf Umum (Kasum) TNI (2000–2004).
Djamari pun pernah menjabat sebagai Komandan Brigif Linud 18/Trisula dan Komandan Rindam I/Bukit Barisan saat berpangkat kolonel. Dia meraih bintang satu saat dipromosikan sebagai Kapala Staf Divisi Infanteri 2/Kostrad.
Hubungan antara Djamari Chaniago dan Prabowo Subianto menyimpan dinamika sejarah yang menarik. Keduanya sama-sama berasal dari Korps Baret Hijau Kostrad. Prabowo pernah memimpin Batalyon 328 di Cilodong, sementara Djamari memimpin Batalyon 330 di Nagrek.
Lika-liku hubungan mereka menjadi sorotan. Meski pernah berada dalam posisi yang dianggap berseberangan dimana Djamari termasuk dalam Dewan Kehormatan Perwira (DKP) yang menjatuhkan sanksi kepada Prabowo terkait kasus penculikan aktivis 1997-1998 penunjukannya justru dinilai sebagai langkah politik yang sangat simbolis.
Pengangkatan ini dapat dibaca sebagai wujud rekonsiliasi dan kedewasaan berpolitik dari Presiden Prabowo, yang mampu merangkul kembali sosok yang dahulu pernah menjadi pengadilnya, untuk bersama-sama membangun negara.

Analisis pengamat pertahanan dan keamanan yang juga kandidat doktor Ketahanan Nasional di Universitas Gadjah Mada (UGM) Iwan Septiawan: Mengapa Djamari Chaniago Dipilih?
Beberapa faktor kuat diduga menjadi alasan Prabowo melirik Djamari untuk jabatan Menko Polkam:
1. Kemampuan Koordinasi yang Terbukti: Pengalamannya memimpin kesatuan besar seperti Kodam Siliwangi dan Kostrad membuktikan kemampuannya dalam mengoordinasikan banyak unit yang kompleks, sebuah skill krusial untuk memimpin koordinasi antar kementerian dan lembaga keamanan.
2. Figur Senior yang Berwibawa: Sebagai perwira tinggi senior, kewibawaan Djamari dihormati lintas angkatan dan institusi, sehingga diharapkan dapat menjadi penyeimbang dan pemersatu di tubuh aparatur negara.
3. Strategi Rekonsiliasi Politik: Penunjukan ini mengirim pesan kuat tentang persatuan dan kemampuan Prabowo untuk memaafkan dan berkolaborasi dengan semua pihak untuk kemaslahatan bangsa.
Sebagai Menko Polkam, Djamari Chaniago akan memegang peran kunci sebagai koordinator bagi Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Pertahanan, serta TNI dan Polri. Tantangan ke depan sangat kompleks, mulai dari menjaga stabilitas politik dan keamanan dalam negeri, hingga menyikapi dinamika keamanan global.
Dengan segudang pengalaman dan latar belakangnya yang kuat, Djamari Chaniago diharapkan dapat menjalankan amanah ini dengan baik dan membantu Presiden Prabowo mewujudkan pemerintahan yang solid dan aman.
(Gea/rk)