Bukan Hanya Tempur, Kasal Muhammad Ali Bongkar Sisi Lain TNI AL lewat Inovasi Visioner Bersama ITB

Pusat Hidro-Oseanografi Angkatan Laut dan Institut Teknologi Bandung (ITB) secara resmi meluncurkan Almanak Nautika Indonesia (ANI).
Pusat Hidro-Oseanografi Angkatan Laut dan Institut Teknologi Bandung (ITB) secara resmi meluncurkan Almanak Nautika Indonesia (ANI).

JAKARTA – Dalam rangkaian peringatan HUT ke-80 TNI AL, Indonesia melalui kolaborasi strategis antara Pushidrosal (Pusat Hidro-Oseanografi Angkatan Laut) dan Institut Teknologi Bandung (ITB) secara resmi meluncurkan Almanak Nautika Indonesia (ANI).

Peluncuran ini menandai sejarah baru, di mana Indonesia resmi bergabung dengan segelintir negara di dunia yang mampu memproduksi almanak nautika secara mandiri.

Acara peresmian dipimpin langsung oleh Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali di Gedung OB Syaaf Mako Koarmada RI, Jakarta Pusat, pada Rabu (10/9/2025).

Hadir dalam kesempatan tersebut, Danpushidrosal Laksamana Madya TNI Dr. Budi Purwanto dan Prof. Dr. rer.nat. Poerbandono dari ITB yang mewakili Rektor.

Apa Itu Almanak Nautika dan Mengapa Penting?

Almanak nautika merupakan instrumen navigasi maritim vital yang berisi data astronomi terperinci, seperti posisi matahari, bulan, planet, dan bintang. Secara tradisional, almanak digunakan untuk menentukan posisi kapal di laut lepas dengan melakukan observasi terhadap benda-benda langit.

Meskipun teknologi modern seperti Global Positioning System (GPS) telah mendominasi, kehadiran almanak nautika tetap tidak tergantikan. Ia berfungsi sebagai sistem navigasi cadangan yang andal jika terjadi gangguan sinyal GPS, peperangan elektronik, atau kondisi darurat lainnya, sehingga sangat kritis bagi keselamatan pelayaran.

Lompatan Besar Menuju Kedaulatan Navigasi

Selama ini, dunia kemaritiman internasional sangat bergantung pada almanak nautika yang diproduksi oleh hanya segelintir negara, seperti Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Rusia, dan Jepang.

Keberhasilan Indonesia meluncurkan ANI 2026 memutus ketergantungan tersebut dan menempatkan Indonesia pada peta global produsen data navigasi kemaritiman yang mandiri.

“Kehadiran Almanak Nautika Indonesia ini bukan hanya produk cetak, melainkan sebuah pernyataan politik dan strategis bangsa untuk berdaulat di bidang navigasi dan data hidro-oseanografi,” ujar Muhammad Ali dalam sambutannya.

Kolaborasi ITB dan Pushidrosal: Sinergi Ilmu Pengetahuan dan Pertahanan

Proyek strategis nasional ini digarap oleh tim ahli dari Kelompok Keahlian Astronomi ITB dan Observatorium Bosscha, yang terdiri dari Dr. Budi Dermawan, Dr. Anton T. Jaelani, Ferry M. Simatupang, M.Si., dan M. Yusuf, S.Si. Naskah ANI 2026 sendiri telah diserahkan secara resmi oleh Dekan FMIPA ITB, Aep Patah, Ph.D., kepada Pushidrosal pada Juli lalu.

Kolaborasi ini memastikan bahwa data dalam almanak memiliki tingkat akurasi dan validasi ilmiah yang sangat tinggi. ITB berkontribusi menyediakan data astronomi yang presisi, sementara Pushidrosal memberikan konteks aplikatifnya untuk navigasi laut.

Sebagai bentuk transformasi digital, pada acara yang sama juga diluncurkan Aplikasi Info Pushidrosal. Aplikasi ini dirancang untuk mempercepat dan mempermudah akses data hidro-oseanografi bagi para pelaut dan pemangku kepentingan kemaritiman nasional, mendukung layanan navigasi yang lebih modern dan efisien.

Peluncuran Almanak Nautika Indonesia (ANI) dan Aplikasi Info Pushidrosal merupakan kontribusi nyata TNI AL dan ITB dalam memperkuat pilar maritim Indonesia.

Langkah ini sejalan dengan visi menuju Indonesia Emas 2045, di mana kemandirian dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan pertahanan menjadi fondasi utama untuk menjadi bangsa yang berdaulat dan disegani di dunia internasional.

Sumber: itb.ac.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *