KRI Bima Suci Sandar di Penang, Perkuat Diplomasi dengan Senyum dan Irama Drumband

KRI Bima Suci.
KRI Bima Suci.

PENANG, MALAYSIA – Langit biru Pelabuhan Penang pada Selasa (19/8) disambut oleh kehadiran sebuah tamu istimewa dari Indonesia, KRI Bima Suci.

Kapal latih kebanggaan TNI AL itu tidak datang dengan kesan angker, melainkan dengan misi persahabatan. Dikomandani Letkol Laut (P) Sugeng Hariyanto, kapal megah ini membawa serta para Taruna Akademi TNI AL (AAL) Angkatan ke-72 dalam pelayaran muhibah Duta Bangsa 2025.

Agendanya bukan hanya latihan militer semata, tapi sebuah misi diplomasi maritim yang manusiawi, yang berhasil menyentuh hati warga Malaysia.

Sebagai bagian dari rangkaian Latihan Praktek Kartika Jala Krida 2025 (KJK 2025), kunjungan ini diawali dengan pertemuan formal.

Komandan KRI Bima Suci beserta para perwira menjalin silaturahmi dengan sejumlah pejabat kunci, termasuk Duta Besar RI untuk Malaysia, Dato’ Indera Hermono, perwakilan angkatan laut Malaysia, dan Konsul Jenderal RI di Penang, Bapak Wanton Saragih.

Pertemuan ini memperkuat jalinan komunikasi dan kerja sama pertahanan antara kedua negara. Namun, esensi diplomasi justru terlihat lebih nyata di luar ruangan rapat.

Jika biasanya kesan kapal perang identik dengan kekuatan senjata, KRI Bima Suci justru memilih menunjukkan kekuatan budaya. Para taruna calon pemimpin TNI AL masa depan turun ke Lapangan Padang Kota Lama, sebuah lokasi ikonis dan ramai di Penang.

Di sana, mereka memukau ratusan warga Malaysia dan turis dengan pertunjukan Genderang Suling (GS) Gita Jala Taruna. Irama yang kompak, kedisiplinan tinggi, dan semangat membara yang ditampilkan para taruna berhasil memecah kekakuan formalitas. Sorak sorai dan tepuk tangan riuh menggantikan kesan hening, membuktikan bahwa seni dan budaya adalah bahasa universal yang mampu menyatukan hati.

“Inilah diplomasi yang sesungguhnya. Bukan hanya tentang dokumen dan perundingan, tapi tentang menciptakan kenangan indah dan rasa saling menghargai,” ujar seorang warga lokal yang menyaksikan aksi tersebut.

Misi Manusiawi di Balik Latihan Praktik

Komandan KRI Bima Suci, Letkol Laut (P) Sugeng Hariyanto, menegaskan bahwa pelayaran ini memiliki makna yang mendalam.

“Kedatangan kami di Penang bukan sekadar untuk memenuhi jadwal. Ini adalah kesempatan emas untuk memperkenalkan kualitas Taruna AAL kepada dunia internasional, menunjukkan wajah TNI AL yang profesional dan manusiawi, serta tentunya mempererat persahabatan dengan negara yang kami singgahi,” jelasnya.

Melalui pendekatan yang hangat dan menarik, misi KRI Bima Suci ini berhasil mencapai tujuannya: membangun citra positif Indonesia, mempromosikan kekuatan soft power melalui budaya, dan yang terpenting, menunjukkan bahwa diplomasi terkuat seringkali lahir dari senyuman dan kekompakan, bukan hanya dari meja perundingan.

Kunjungan ini menjadi bukti nyata bahwa jangkar persahabatan Indonesia-Malaysia tidak hanya kuat tertanam di dasar laut, tetapi juga berdenyut di hati masyarakatnya.

Pelayaran muhibah diplomasi ini selaras dengan kebijakan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali bahwa kegiatan ini menjadi bukti konkret komitmen Indonesia dalam memperkuat diplomasi pertahanan regional, menjalin persahabatan, dan mencetak generasi pemimpin maritim yang siap menghadapi tantangan ke depan yang semakin kompleks.

(Pen/Gea)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *