JAKARTA – Gagasan cemerlang tidak selalu datang dari ruang rapat tertutup, tapi seringkali lahir dari ruang kuliah yang penuh inspirasi. Hal itulah yang terbukti dalam sesi pembekalan Program Lemhannas (P3N XXV dan P4N LXVIII) Tahun 2025, ketika seorang perwira tinggi TNI Angkatan Laut maju dengan konsep yang matang.
Sosok Laksma TNI Arif Badrudin, Staf Khusus Kasal yang juga mantan Komandan Lanal Natuna dan eks Komandan KRI tercanggih, KRI Frans Kaisiepo-368, menyita perhatian.
Di hadapan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, ia tidak berbicara tentang senjata atau pertahanan laut konvensional, melainkan tentang senjata masa depan, Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI) dan diplomasi digital.
“Kami berharap agar kepemimpinan geopolitik Indonesia ini bisa kembali memimpin di dunia yang terpolarisasi dengan memanfaatan AI,” ujar Arif, seperti dikutip dari sebuah unggahan Threads yang kemudian viral.
Arif, yang aktif promosi hidup sehat melalui kanal YouTube ‘Kabuzen Arif Badrudin’, mengusulkan langkah konkret, mengalokasikan 20% portofolio investasi Danantara untuk pengembangan teknologi AI di negara-negara non-blok. “Kebetulan kami menempuh studi S3-nya tentang model pelatihan AI,” tegasnya, menggarisbawahi dasar ilmiah.
Tak hanya investasi, ia juga menekankan pentingnya SDM muda. Ia mendorong agar generasi Z dan milenial Indonesia dibekali pelatihan AI dan fintech, sehingga mampu membangun startup di kawasan non-blok dengan memanfaatkan sistem pembayaran QRIS yang telah go international.

Respons Cepat Gibran: Dari Gagasan ke Meja Eksekusi
Menanggapi usulan yang bernas dan berbasis data tersebut, Wakil Presiden Gibran menunjukkan pendekatannya yang khas, langsung, pragmatis, dan berorientasi pada eksekusi. Alih-alih memberikan tanggapan teoritis yang panjang, Gibran justru fokus pada langkah implementasi.
“Baik, sudah bertemu langsung CEO Danantara? Kapan ya Pak? Tolong dijadwalkan dalam bulan ini atau bulan depan,” perintah Gibran kepada stafnya.
Gibran meminta Laksma Arif menyampaikan gagasannya langsung kepada pimpinan Danantara dengan presentasi yang ringkas dan padat. “Nanti bisa disampaikan langsung ke CEO Danantara… yang jelas intinya apa,” tambahnya.
Sebelum menutup sesi, Wapres sempat menyentuh kompleksitas tantangan global seperti ketidakpastian geopolitik dan perubahan iklim, serta meminta doa untuk keselamatan Presiden Prabowo Subianto yang sedang dalam kunjungan kerja luar negeri.
Sorotan Netizen: Apresiasi untuk Sang Visioner dan Tindak Cepat Wapres
Video dialog singkat nan padat ini pun menyebar cepat di media sosial, menuai beragam reaksi. Banyak netizen mengapresiasi kedalaman ilmu dan visi strategis Laksma TNI Arif Badrudin.
“Inilah tipe pemimpin TNI masa depan yang dibutuhkan: intelek, visioner, dan melek teknologi,” tulis seorang warganet di X Twitter.
Sementara respons Gibran juga menjadi bahan perbincangan. Sebagian besar memuji langkah cepatnya yang dinilai solutif dan tidak bertele-tele. “Langsung action, itu yang kita butuhkan. Gak banyak teori,” komentar lainnya.
Namun, ada juga yang berharap Gibran memberikan perspektif atau kebijakan makro yang lebih mendalam, tidak hanya sekadar menjembatani pertemuan.
Pertemuan antara visi strategis seorang prajurit-pejuang teknologi dengan pendekatan eksekusi cepat seorang wakil presiden ini menjadi snapshot dinamika kepemimpinan Indonesia yang terus berevolusi. Kini, semua mata tertuju pada tindak lanjut pertemuan antara Saran Laksma Arif Badrudin dan CEO Danantara, yang diharapkan dapat melahirkan terobosan nyata bagi Indonesia di panggung dunia.
(Rk)