Oleh: Redaksi Gurindam Media Group
GURINDAM.ID – Presiden RI sekaligus Panglima Tertinggi TNI, Jenderal TNI (Purn.) H. Prabowo Subianto, akan melantik Wakil Panglima TNI pada 10 Agustus 2025 di Pusdiklatpassus, Batujajar, Bandung.
Posisi strategis ini membutuhkan sosok berpengalaman lintas matra dan salah satu nama yang mencuat adalah Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) saat ini.
Mengapa Laksamana Muhammad Ali Layak Menjadi Wakil Panglima TNI?
Sebagai perwira tinggi berbintang empat, Laksamana muhammad Ali memiliki rekam jejak panjang di bidang operasi laut, keamanan maritim, dan kepemimpinan strategis. Berikut faktor yang membuatnya unggul:
1. Pengalaman Multidimensi di Laut dan Darat
Komandan KRI Nanggala 402 (2004) Membuktikan kemampuan taktis di lapangan.
Ajudan Wakil Presiden Boediono (2012–2014) menunjukkan kematangan dalam tugas protokoler dan keamanan nasional.
Panglima Kogabwilhan I (2021–2022) Memimpin operasi gabungan TNI di wilayah strategis Indonesia Timur.
2. Ahli Strategi Pertahanan Maritim
Sebagai KASAL sejak 2022, Ali berperan besar dalam, modernisasi armada laut termasuk penguatan alutsista seperti kapal Prang hingga kapal selam dan patroli maritim. Integrasi sistem pertahanan tiga matra (laut, darat, udara).
3. Pendidikan dan Kapabilitas Kepemimpinan
Kasal Muhammad Ali adalah lulusan AAL 1989 dengan spesialisasi operasi laut. Gelar doktor di bidang strategi pertahanan, memperkuat kapasitas perencanaan militer.
Beliau pernah mengemban amanah sebagai Gubernur AAL (2018–2019) membentuk kader perwira muda berbasis teknologi.
Perbandingan dengan Kandidat Lain
Meski ada nama kuat seperti Jenderal Maruli Simanjuntak (KSAD) dan Marsekal TNI M. Tonny Harjono (KSAU), keunggulan Ali terletak pada, Pengalaman lintas matra (khususnya dalam Kogabwilhan).
Keahlian maritim yang krusial bagi Indonesia sebagai negara kepulauan. Keseimbangan antara operasional dan diplomasi militer. Sumber internal menyebut, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengapresiasi kapabilitas Kasal Muhammad Ali dalam mengintegrasikan kekuatan TNI.
“Ini tentang siapa yang paling siap memimpin secara interoperatif,” ujar seorang perwira tinggi yang enggan disebut namanya.
Mengapa Ini Penting bagi Indonesia?
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, dengan, 4.716 km garis pantai 17.508 pulau, yang mana posisi strategis di antara Samudra Hindia dan Pasifik.
Indonesia membutuhkan pemimpin pertahanan yang memahami tantangan maritim. Laksamana Ali adalah sosok yang tepat untuk mendukung visi Presiden Prabowo dalam memperkuat sistem pertahanan nasional.
Jika Presiden Prabowo Subianto mempertimbangkan keseimbangan matra dan senioritas, maka Laksamana Muhammad Ali layak menjadi pilihan utama. Pelantikan ini akan menjadi sejarah, karena Wakil Panglima TNI terakhir kali dijabat Jenderal Fachrul Razi (1999).
Amanah besar menanti Wakil Panglima TNI memiliki tugas krusial termasuk, membantu Panglima dalam kebijakan pertahanan dan doktrin militer, memastikan interoperabilitas TNI AD, AL, dan AU, Menjadi penghubung antara TNI dan pemerintah.
Dengan 8 Misi Asta Cita sebagai landasan, Kementerian Pertahanan terus memperkuat sistem pertahanan negara. Menuju Indonesia Emas 2045, kita bersama seluruh elemen bangsa akan mewujudkan Indonesia yang tangguh, aman, dan berdaulat.
Wasalam Mualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. M. Riky Rinovsky