MAYBRAT, PAPUA BARAT DAYA Kebersamaan yang hangat terjalin antara prajurit TNI AL Satgas Pamtas RI-PNG Mobile Gobang IV Yonif 10 Marinir/SBY dengan siswa-siswi serta wali murid SD YPK Emaus di Kampung Susumuk, Kabupaten Maybrat, Papua Barat Daya, Jumat (18/7).
Kegiatan makan bersama ini tidak hanya mengisi perut, tetapi juga mempererat hubungan antara TNI dan masyarakat perbatasan.
Di tengah tugas berat menjaga kedaulatan negara di wilayah perbatasan, prajurit TNI AL menyempatkan diri untuk berinteraksi langsung dengan anak-anak dan warga setempat.
Seragam loreng dan seragam sekolah bersatu dalam suasana penuh kehangatan. Makanan yang disantap bersama menjadi simbol syukur dan kebersamaan.
Kepala Sekolah SD YPK Emaus Susumuk menyampaikan, “Ini bukan sekadar acara makan bersama, melainkan juga sarana edukasi. Anak-anak belajar tentang cinta tanah air, toleransi, dan pentingnya persatuan,” lugasnya.
Letkol Marinir Aris Moko, Komandan Satgas Pamtas RI-PNG Mobile Gobang IV, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari misi kemanusiaan dan pembinaan teritorial berkelanjutan.
“Kami tidak hanya menjaga perbatasan, tetapi juga ingin menyentuh hati masyarakat dengan aksi nyata,” ujarnya.
Program ini sejalan dengan arahan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali, yang menekankan pentingnya peran TNI AL dalam memperkuat ketahanan wilayah, termasuk melalui pendekatan sosial dan pemberdayaan masyarakat.
Selain makan bersama, Satgas Pamtas juga aktif mendukung program pemerintah di bidang pendidikan dan ketahanan pangan, khususnya di daerah terpencil. Pembinaan terhadap masyarakat maritim dan pemanfaatan potensi lokal menjadi fokus utama dalam membangun kemandirian wilayah perbatasan.
Kegiatan ini mendapat apresiasi dari warga setempat, yang merasa lebih dekat dengan para prajurit. “Kehadiran TNI membuat kami merasa aman dan diperhatikan,” ungkap salah satu wali murid.
Dinas Penerangan Angkatan Laut menyatakan bahwa inisiatif seperti ini akan terus dikembangkan sebagai bentuk nyata pengabdian TNI AL kepada bangsa. Melalui pendekatan humanis, diharapkan masyarakat perbatasan semakin merasakan kehadiran negara di tengah mereka.
(Pen/gea)