PARIS – Di sela kunjungan kerja Presiden Prabowo Subianto di Paris, Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali menyempatkan diri untuk bersilaturahmi secara akrab dengan Admiral Nicolas Vaujour, Panglima Angkatan Laut Prancis.
Pertemuan ini bukan sekadar acara protokoler, melainkan pertukaran cerita dan ide yang memperkuat ikatan dua negara lewat jalur kemanusiaan.
Kunjungan diawali dengan upacara penyambutan pasukan kehormatan di Markas Besar Angkatan Laut Prancis.
Namun, suasana cepat berubah cair ketika kedua pimpinan angkatan laut ini terlibat diskusi santai tentang pengalaman bertugas di laut lepas.
“Kami tidak hanya membahas latihan militer, tapi juga bagaimana AL kedua negara bisa berkontribusi lebih besar dalam misi kemanusiaan, seperti bantuan bencana dan keamanan maritim global,” ujar Kasal Muhammad Ali dengan senyum ramah.

Acara kemudian dilanjutkan dengan jamuan makan siang khusus, di mana Admiral Vaujour memesan hidangan tradisional Prancis Bouillabaisse (sup ikan khas Marseille) sebagai simbol persahabatan. “Ini adalah hidangan favorit pelaut Prancis, dan hari ini kami berbagi kebahagiaan ini dengan saudara-saudara dari Indonesia,” kata Vaujour.
Salah satu hasil pertemuan ini adalah kesepakatan partisipasi Perwira TNI AL dalam Pelayaran Jeanne d’Arc 2026 program pelatihan kapal layar legendaris Prancis yang melatih taruna AL dari berbagai negara.
“Latihan ini bukan sekadar tentang kemiliteran, tapi juga membangun toleransi dan persaudaraan antar-bangsa,” tegas Kasal. Dukungan Prancis untuk TNI AL dalam program ini menunjukkan kepercayaan internasional terhadap profesionalisme pelaut Indonesia.
Sebelumnya, 93 prajurit TNI AL dan 37 Taruna AAL telah memukau dunia dalam Parade Bastille Day 14 Juli 2025. Keikutsertaan mereka tidak hanya menunjukkan kekuatan militer, tetapi juga menjadi duta budaya Indonesia di jantung Eropa.
“Ketika pasukan kita berbaris di Champs-Élysées, yang terlihat bukan hanya seragam, tapi semangat gotong royong Indonesia yang selaras dengan nilai-nilai Prancis Liberté, Égalité, Fraternité,” ujar Kasal dengan bangga.
“Militer tidak selalu tentang senjata. Justru, tugas utama kami adalah melindungi rakyat dan membangun perdamaian. Kunjungan ini membuktikan bahwa di balik latihan perang, ada persahabatan sejati yang dibangun dengan rasa saling menghormati,” lugasnya.

Partisipasi TNI dalam Bastille Day 2025 merefleksikan kedekatan hubungan Indonesia-Prancis serta komitmen bersama dalam menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan.
Lebih dari sekadar kehadiran simbolik, momen ini memperkuat posisi Indonesia sebagai mitra internasional yang aktif, profesional, dan dihormati.
Keikutsertaan TNI dalam parade Bastille Day bukan hanya menjadi kebanggaan nasional, tetapi juga sarana efektif untuk mempererat diplomasi pertahanan dan menjalin hubungan antar masyarakat (people to people contact).
Momen ini menjadi bagian penting dari kerja sama strategis Indonesia-Prancis menuju masa depan yang damai, erat, dan saling menguntungkan.
(Gede/pen)