Indonesia Siap Garap Proyek Ambisius Kapal Induk LHD Buatan Dalam Negeri Mulai 2027

Foto Ilustrasi Animasi Gurindam.id
Foto Ilustrasi Animasi Gurindam.id

SURABAYA –  Kementerian Pertahanan (Kemenhan) RI menegaskan kesiapan penuh dalam mengawal proyek strategis pembangunan kapal induk jenis Landing Helicopter Dock (LHD) oleh PT PAL Indonesia, yang ditargetkan dimulai pada tahun 2027.

Langkah ini menandai ambisi besar Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, dalam mewujudkan kemandirian industri pertahanan dan memperkuat kemampuan Alutsista TNI.

Brigadir Jenderal Frega Wenas Inkiriwang, Kepala Biro Informasi Pertahanan (Infohan) Setjen Kemenhan, menyampaikan hal tersebut usai melakukan eksplorasi industri di galangan kapal PT PAL, Surabaya, Rabu (25/6).

Foto Ilustrasi
Foto Ilustrasi

Menurutnya, proyek LHD merupakan bagian integral dari komitmen jangka panjang pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.

“PT PAL telah menyampaikan bahwa pembangunan kapal induk dirancang dimulai 2027. Ini tentu bukan hal kecil. Tapi kami melihatnya sebagai langkah maju yang menunjukkan kesiapan industri pertahanan kita,” tegas Brigjen Frega. Ia menekankan bahwa sebagai negara maritim, Indonesia membutuhkan sarana mobilisasi cepat untuk misi militer maupun kemanusiaan.

“Kita sudah punya pengalaman saat tsunami dan bencana besar lain. Kapal induk jenis LHD akan sangat relevan untuk kebutuhan pertahanan non-perang seperti bantuan kemanusiaan,” jelasnya.

Frega menggarisbawahi bahwa kesuksesan proyek sekelas LHD memerlukan sinergi lintas sektor yang kuat, melibatkan tidak hanya Kemenhan dan PT PAL, tetapi juga BUMN lain, industri swasta, serta dukungan media. K

olaborasi dengan Defence Industry (Defence ID), holding BUMN industri pertahanan, dinilai krusial untuk menyelaraskan pembangunan Alutsista nasional agar tidak terfragmentasi.

“Industri pertahanan bukan hanya soal keuntungan, tapi juga tentang kedaulatan. Produk-produk ini digunakan oleh penjaga negeri,” tandas Frega. Meski mengakui kebutuhan pembiayaan fiskal yang besar, Kemenhan yakin proyek ini dapat berjalan dengan pengelolaan prioritas yang tepat, didukung kontrak strategis yang berkelanjutan.

Sinyal positif datang dari internal PT PAL. Direktur Teknologi PT PAL Indonesia, Briljan Gazalba, menyatakan bahwa transformasi besar-besaran telah membuat perusahaan lebih siap menghadapi tantangan masa depan, termasuk proyek LHD 2027.

Kepercayaan internasional terhadap PT PAL tercermin dari banyaknya sertifikasi global (seperti DNV GL, ABS, LR, BV) dan klien dari Eropa, Asia, hingga Timur Tengah.

Kinerja produksi PT PAL juga melesat signifikan. “Dari 20 proyek besar dalam 10 tahun terakhir, sebagian besar kami selesaikan tepat waktu, bahkan beberapa lebih cepat dari target,” ujar Briljan.

Peningkatan efisiensi ini salah satunya berkat penerapan sistem digital Enterprise Maritime 4.0 (EM4) yang membekali seluruh 1.500 karyawan dengan tablet. Hasilnya luar biasa: kapasitas produksi blok kapal melonjak 5 kali lipat (dari 10 menjadi 50 blok/bulan) dan waktu docking dipangkas drastis dari 22 bulan menjadi hanya 8 bulan.

Staf Khusus Menhan Bidang Komunikasi Sosial dan Publik, Deddy Corbuzier, yang turut dalam kunjungan, menyampaikan apresiasi tinggi atas kemajuan PT PAL. Ia khususnya menyoroti proyek Frigate Merah Putih yang termasuk tipe tercanggih di dunia.

“Saya benar-benar mengapresiasi… ini menunjukkan bahwa Indonesia mampu membangun alutsista canggih, bahkan diakui dunia,” ujar Deddy. Ia optimis Indonesia berpotensi menjadi pemain utama industri pertahanan di kawasan Asia dengan menjaga kualitas dan percepatan produksi.

Proyek kapal induk LHD buatan dalam negeri ini tidak hanya menjadi simbol kekuatan militer, tetapi juga bukti nyata kemampuan teknologi dan rekayasa bangsa Indonesia dalam menjawab tantangan pertahanan sekaligus kemanusiaan di wilayah maritim yang luas. Semua mata kini tertuju pada kesiapan tahap pra-konstruksi menuju 2027.

(Pen/hrs)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *