Lebih dari Penjaga Perbatasan: Marinir Aisa Makan Bersama Rakyat, Tegaskan “Siapa Ganggu Rakyat, Ganggu Kami”

Cinta Rakyat
Cinta Rakyat

KABUPATEN MAYBRAT – Papua Barat Daya – Di balik tugas berat menjaga perbatasan RI-PNG, prajurit Satgas Pamtas Mobile Gobang IV Yonif 10 Marinir/SBY menyisihkan waktu untuk kehangatan yang menyentuh hati.

Di Kampung Aisa, Distrik Aifat Timur Tengah, mereka tak hanya berjaga, tapi duduk bersama, berbagi cerita, dan menyantap hidangan sederhana dengan para kepala kampung, tokoh agama, dan tokoh masyarakat. (Sabtu, 28/06/2025).

Dipimpin langsung oleh Danpos Aisa, Letda Mar Karisma Nizar Roswendi, kegiatan ini jauh lebih dari sekadar formalitas. Ini adalah jembatan komunikasi dua arah yang tulus, membangun ikatan antara TNI AL, khususnya Korps Marinir, dengan warga yang mereka lindungi di ujung negeri.

“Kami datang bukan hanya sebagai penjaga, tapi sebagai bagian dari kalian,” tegas Danpos Nizar dengan suara lantang penuh keyakinan, menyentuh sanubari yang hadir.

Pesannya jelas dan membumi, “Marinir adalah Pelindung, Pengayom, dan bagian dari Rakyat. Siapa yang mengganggu Rakyat, dia juga mengganggu Marinir” Kalimat tegas ini menjadi sumpah setia yang menggema, menegaskan komitmen prajurit berbareng hitam itu untuk berdiri bahu-membahu dengan warga Aisa.

Tujuan utama pertemuan hangat ini adalah memperkuat persatuan dan keamanan kampung. Letda Nizar dan jajarannya dengan sabar memberikan pemahaman pentingnya bersatu padu mencegah gerakan separatis yang bisa mengancam kedamaian.

Keberadaan Satgas Pamtas Mobile Gobang IV, ditegaskannya, adalah untuk menjaga stabilitas keamanan bersama masyarakat, sekaligus siap memberikan dukungan sosial dan layanan kesehatan kapan pun dibutuhkan.

“Kami mengajak Bapak dan Ibu sekalian, mari bersama-sama kita jaga wilayah Aisa raya yang kita cintai ini,” ajak Danpos Nizar, menyatukan visi prajurit dan warga dalam satu tujuan: keamanan dan ketertiban kampung halaman.

Acara yang penuh hikmah dan semangat kebersamaan ini pun ditutup dengan makan bersama. Dalam suasana santai, piring-piring bercampur, senyum mengembang, dan obrolan mengalir.

Saat prajurit dan warga duduk berdampingan menikmati hidangan, batas sekat seolah luruh. Momen sederhana ini menjadi bukti nyata ikatan yang diperkuat, jauh melampaui sekadar tugas resmi  inilah wujud nyata “Marinir bagian dari Rakyat” di tanah Papua.

(Pen/grd)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *