JAKARTA – Pemerintah Kabupaten Natuna dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjalin sinergi strategis untuk memperkuat sistem mitigasi bencana dan pengembangan SDM di wilayah perbatasan.
Kolaborasi ini diwujudkan melalui audiensi Bupati Natuna Cen Sui Lan dengan Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto di Kantor Pusat BMKG, Jakarta, Kamis (12/6/2025).
Pertemuan tersebut fokus pada dua inisiatif krusial: 1. Pembangunan Radar Cuaca di Natuna 2. Program Beasiswa Pendidikan Meteorologi/Geofisika bagi Putra-Putri Daerah.
Bupati Cen Sui Lan menegaskan urgensi pembangunan radar sebagai respons atas kerentanan geografis Natuna terhadap cuaca ekstrem dan nilai strategisnya sebagai wilayah perbatasan: “Keberadaan radar vital bagi keselamatan nelayan, masyarakat, dan dukungan sistem keamanan nasional. Ini bukan hanya alat pemantau cuaca, tapi benteng pertahanan di titik terdepan Indonesia,” ujarnya.
Guswanto menjelaskan, proyek ini bagian dari program nasional penguatan sistem peringatan dini di wilayah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal):
“Radar ini memungkinkan pemantauan cuaca real-time dan penyampaian informasi akurat untuk sektor transportasi laut-udara serta kesiapsiagaan bencana,” lanjutnya.
Bupati Cen mengusulkan skema beasiswa khusus bagi pemuda Natuna untuk mendalami meteorologi, klimatologi, dan geofisika di bawah naungan BMKG: “Kami ingin generasi muda Natuna kembali sebagai ahli yang mengelola radar dan mendukung operasional BMKG di daerah. Ini langkah konkrit membangun kemandirian daerah sekaligus memberi ruang anak bangsa berkontribusi di sektor strategis.” debutnya.
Guswanto menyambut positif usulan ini, menekankan bahwa peningkatan kapasitas SDM lokal adalah kunci keberlanjutan pengelolaan infrastruktur meteorologi.
Kolaborasi ini mencerminkan komitmen bersama dalam mewujudkan sistem informasi cuaca terintegrasi di wilayah perbatasan.
Menciptakan jalur karier strategis bagi pemuda daerah di lembaga negara.
Serta memperkuat ketahanan nasional berbasis ilmu pengetahuan.
Program radar dan beasiswa diharapkan menjadi model sinergi pusat-daerah yang inklusif, menggabungkan pembangunan infrastruktur kritikal dengan pemberdayaan SDM unggul dari daerah perbatasan.
(HMS/grd)
