NATUNA – Pemerintah Kabupaten Natuna melalui Sekretaris Daerah H. Boy Wijanarko membuka resmi Festival Beduk dan Semarak 1446 Ketupat di Tugu Gasing, Kelurahan Bandarsyah.
Didampingi anggota DPRD Kepri H. Mustakim Bakri, acara ini menandai dimulainya rangkaian perayaan Idul Adha 1446 H yang mengedepankan nilai spiritual dan solidaritas masyarakat.
Sekda H. Boy Wijanarko dalam sambutan menekankan, “Nilai pengorbanan dan kebersamaan ini harus menjadi warisan, Kami akan dukung festival sebagai agenda budaya unggulan Natuna,” ujarnya.
Festival tahunan yang kembali digelar Kelurahan Bandarsyah ini bukan hanya ajang perlombaan yang meriah. Di balik dentuman beduk dan semarak ketupat, terselip pesan abadi tentang esensi Idul Adha pengorbanan tulus, ketaatan pada Ilahi, dan kepedulian pada sesama.
“Alhamdulillah, tahun ini Kelurahan Bandarsyah kembali menyelenggarakan program tahunan Lomba Festival Beduk dan Semarak 1446 Ketupat,” ujar Lurah Bandarsyah, Sudirman, Sabtu, (7/6/2025).
“Momen ini kita harap tak hanya meningkatkan amal ibadah, tapi juga menjadi ajang mempererat silaturahmi seluruh warga di kelurahan kita. Inilah indahnya kebersamaan,” jelasnya, menekankan nilai persaudaraan yang menjadi inti perayaan.
Senada disampaikan Muhammad Faizan, Ketua Panitia Pelaksana, menambahkan bahwa semangat kebersamaan menjadi kunci sukses acara. “Untuk menyukseskan festival ini, kita melibatkan seluruh masyarakat Bandarsyah, terutama melalui tempat-tempat ibadah seperti surau dan masjid,” ungkap Faizan.
Acara yang digelar di lokasi ikonik Tugu Gasing tersebut menjadi titik kumpul warga dari berbagai kalangan.
Festival ini menjadi kanvas hidup untuk mengekspresikan nilai-nilai terdalam Idul Adha, Akan Kisah pengorbanan agung Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail AS dihadirkan kembali sebagai pengingat akan keteladanan dalam ketundukan dan kecintaan tertinggi hanya kepada Allah SWT.
Sejarah ini menjadi fondasi iman dan ketakwaan yang dihidupkan dalam setiap detak jantung perayaan.
Kedua Berbagi Kasih melalui Kurban, Momentum berkurban diwujudkan secara nyata sebagai sarana berbagi rezeki. Daging kurban yang dibagikan kepada yang membutuhkan bukan sekadar santapan, tapi benih yang menumbuhkan rasa kebersamaan, menguatkan kepedulian sosial, dan mengikis sekat pemisah.
Dan Ketiga, Silaturahmi yang Menyemai Kehangatan, Idul Adha menjadi kesempatan emas untuk mempertautkan kembali tali silaturahmi yang mungkin renggang. Berkumpul dengan keluarga, sanak saudara, tetangga, dan sesama muslim dalam suasana festival seperti ini menguatkan ikatan persaudaraan dan menebar kehangatan di tengah masyarakat.
Dentang Pengorbanan, Lantunan Ketaatan Setiap pukulan beduk yang bergema seolah mengingatkan kembali kisah agung Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Bukan hanya cerita lama, tapi teladan hidup tentang ketulusan hati menyerahkan yang paling dicintai demi Sang Pencipta. “Setiap dentangnya mengingatkan, pengorbanan itu bentuk cinta tertinggi,” bisik seorang bapak sambil memegang beduk usai lomba.
Di tengah kemeriahan lomba dan gemerlap acara, pesan utama tetap bergaung, Idul Adha adalah momen untuk mengenang makna pengorbanan sejati demi meraih keridhaan Ilahi.
Pengorbanan yang bukan hanya tentang hewan kurban, tetapi juga tentang mengorbankan ego, waktu, dan rasa untuk berbagi kebahagiaan dan memperkuat keimanan serta kebersamaan.
Semarak Festival Beduk dan Ketupat di Bandarsyah pun berakhir, meninggalkan kenangan manis. Namun, gema beduknya seakan masih berdentum, membawa doa agar semangat pengorbanan, ketaatan, dan berbagi yang terpatri dalam perayaan ini, terus hidup menyatu dalam keseharian masyarakat Natuna.
Diakhiri acara pihak panitia mengucapkan terima kasih kepada segenap lapisan masyarakat terlibat demi melancarkan dan mensukseskan rangkaian acara baik dari personel TNI maupun Polri kabupaten Natuna.
(Rky)
