Prabowo Megawati di Hari Lahir Pancasila Semangat Persatuan Warnai Suasana Bangsa

koleksi foto Sufmi Dasco Ahmad
koleksi foto Sufmi Dasco Ahmad

JAKARTA – Suasana menyejukkan dan penuh harapan menyelimuti bangsa Indonesia menyusul pertemuan simbolis antara Presiden RI ke-8, Prabowo Subianto, dan Presiden RI ke-5, Megawati Soekarnoputri, dalam peringatan Hari Lahir Pancasila. Kehadiran dua tokoh besar bangsa yang berdampingan itu diibaratkan sebagai hembusan udara sejuk yang mengademkan iklim kebangsaan.

Momen kebersamaan itu terjadi di Gedung Pancasila, Jakarta, Senin (2/6) lalu. Sebelum upacara dimulai, terpantau pemandangan penuh makna, Ibu Megawati berdiri dengan tenang, diapit oleh Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Barisan para pemimpin dari berbagai spektrum politik itu menyatu dalam khidmat, mengisyaratkan komitmen bersama di atas fondasi ideologi negara.

“Kan adem suasananya, ya suasana yang bagus menurut saya,” ujar Wakil Ketua DPR RI, Prof. Dr. Ir. Sufmi Dasco Ahmad, SH., MH., saat ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (4/6).

Dasco menegaskan bahwa kehadiran Presiden Prabowo dalam acara yang diselenggarakan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) tersebut adalah bentuk penghormatan atas keputusan bersama untuk merayakan hari bersejarah itu secara kolektif. “Sehingga Presiden dengan senang hati ikut hadir dalam acara tersebut dan memberikan sambutan,” jelasnya, sebagaimana dilansir ANTARA.

Puncak acara semakin mengharukan saat Presiden Prabowo, sebagai Inspektur Upacara, menerima laporan dari Komandan Upacara, Kolonel Marinir Achmad Hadi Al-Hasny, di hadapan seluruh peserta upacara, termasuk Ibu Megawati. Sorak dan tepuk tangan hadirin mengiringi setiap langkah dalam upacara sakral tersebut.

Prof Dasco secara khusus menekankan agar pertemuan penuh arti antara Presiden Prabowo dan Ibu Megawati itu tidak serta-merta dibebani dengan narasi politik praktis atau koalisi.

“Saya rasa terlalu jauh dikait-kaitkan dengan Hari Lahir Pancasila, kemudian dikaitkan dengan koalisi begitu,” tegasnya. Ia menambahkan bahwa hingga saat ini belum ada pembicaraan formal mengenai potensi partai politik tertentu, seperti PDI Perjuangan, untuk bergabung dalam kabinet pemerintahan baru.

Pertemuan kedua tokoh di panggung sejarah Pancasila ini menjadi simbol nyata bahwa di atas perbedaan, semangat persatuan dan gotong royong sebagai anak bangsa tetap dapat dijunjung tinggi.

Kehangatan dan keademan suasana yang tercipta bukan hanya dirasakan di Gedung Pancasila, tetapi juga diharapkan meresap ke seluruh penjuru negeri, merajut kembali harapan akan Indonesia yang lebih bersatu dan harmonis di masa depan.

Momen kebersamaan ini mengingatkan semua pihak bahwa Pancasila bukan milik satu kelompok, melainkan tali pengikat segenap anak bangsa untuk membangun negeri tercinta.

(Gede/antara)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *