GURINDAM.ID – Suksesi pimpinan Polri selalu jadi sorotan panas. Di tengah ramainya nama-nama jenderal berbintang tiga, seorang pengamat justru menunjuk sosok Inspektur Jenderal (bintang dua) sebagai kandidat, Irjen Rudi Darmoko, Kapolda NTT yang baru dilantik Mei 2025.
Analisis ini datang dari Selamat Ginting, pengamat politik dan militer Universitas Nasional (Unas), yang menyebut Presiden Prabowo Subianto cenderung memilih figur “tanpa irisan” dengan Kapolri Sigit. Benarkah lulusan terbaik Akpol 1993 yang karirnya sempat “terseok-seok” ini akan melesat ke puncak?
Melalui channel YouTube SGinting Official (dikutip Senin, 2 Juni 2025), Selamat Ginting menyampaikan analisis mengejutkan. Menurutnya, dari sekian pejabat Polri berinisial ‘R’, Irjen Rudi Darmoko memiliki peluang terbesar menggantikan Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
“Era Kapolri Sigit, nama Rudi Darmoko terpinggirkan,” tegas Ginting.
Ginting menggarisbawahi bahwa Rudi baru dipercaya memimpin Polda NTT pada 20 Mei 2025. Sebelumnya, karirnya dinilai kurang mulus, “Tiga tahun menjadi Widyaiswara Kepolisian Utama Tingkat I Sespim Lemdiklat Polri,” ujarnya.
Fakta ini kontras dengan prestasi akademisnya. Rudi Darmoko, lahir di Jakarta 7 Desember 1971, adalah peraih Adhi Makayasa (lulusan terbaik) Akpol angkatan 1993.
“Pangkat Brigjen Rudi Darmoko dipegang selama empat tahun. Empat tahun kemudian baru jadi bintang dua alias Irjen,” papar Ginting, menyoroti lambatnya promosi. Namun, di tengah dinamika itu, Ginting yakin, “Menurut saya, calon yang paling kuat dijadikan Kapolri adalah Rudi Darmoko bukan Rudi yang lain,” lugasnya.
Kunci analisis Ginting terletak pada preferensi Presiden terpilih, Prabowo Subianto. Ginting meyakini Prabowo tidak akan memilih Kapolri dari jenderal bintang tiga yang telah mapan di era Sigit.
Sebaliknya, Presiden lebih cenderung mengangkat dari jajaran Inspektur Jenderal (Irjen) yang sedang aktif memimpin Polda. Ayah Rudi Darmoko adalah seorang purnawirawan TNI bernama Letkol Inf. (Purn.) Jumadi dari Kopassus.
“Prabowo berusaha mencari figur yang tidak memiliki irisan dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo,” jelas Ginting.
Posisi Rudi sebagai Kapolda NTT yang baru menjabat, serta latar belakangnya yang lebih banyak berkecimpung di bidang sumber daya manusia (SDM) dan pendidikan Polri (Lemdiklat), dianggap Ginting sebagai faktor yang membuatnya “berbeda” dari lingkaran dalam Sigit.
Adhi Makayasa adalah penghargaan prestisius tahunan yang diberikan kepada lulusan terbaik dari masing-masing akademi utama TNI dan POLRI.
1. Penerima: Lulusan terbaik dari empat akademi: Matra Darat (TNI-AD) Akademi Militer (Akmil) di Magelang.
Matra Laut (TNI-AL) Akademi Angkatan Laut (AAL) di Surabaya.
Matra Udara (TNI-AU) Akademi Angkatan Udara (AAU) di Yogyakarta.
Matra Kepolisian (POLRI): Akademi Kepolisian (Akpol) di Semarang.
Secara struktural, POLRI bukan bagian dari TNI dan tidak disebut “matra”, tetapi dalam konteks Adhi Makayasa, Akpol diperlakukan setara sebagai penerima penghargaan ini).
2. Kriteria Penilaian: Penerima harus membuktikan prestasi terbaik yang seimbang dalam tiga aspek utama:
Akademis: Prestasi di bidang ilmu pengetahuan dan teori selama pendidikan.
Jasmani: Kecakapan fisik, ketangkasan, dan kemampuan lapangan.
Kepribadian (Mental): Sikap, kepemimpinan, disiplin, integritas, moral, dan ketahanan mental.
3. Tingkat Prestise: Merupakan penghargaan tertinggi yang dapat diraih oleh seorang taruna/taruni selama menempuh pendidikan di akademi militer/kepolisian tersebut.
4. Penganugerahan: Penghargaan ini diberikan secara langsung oleh Presiden Republik Indonesia (atau oleh pejabat yang mewakili beliau atas nama Presiden) dalam suatu upacara wisuda atau penganugerahan khusus. Hal ini menegaskan tingkat penghargaan nasional dan pengakuan negara atas prestasi luar biasa penerimanya.
Tujuan mendorong taruna/taruni untuk meraih keunggulan secara menyeluruh (akademik, fisik, dan mental) serta menjadi teladan bagi rekan-rekannya.

Mengurai Jejak Karir Irjen Rudi Darmoko: Dari Cilacap hingga Puncak Lemdiklat
Irjen Rudi Darmoko bukanlah nama baru. Perjalanan karirnya, meski diwarnai periode stagnasi menurut Ginting, menunjukkan pengalaman yang luas dan mendalam, khususnya di bidang SDM dan pendidikan Polri. Berikut tahapan penting karirnya:
1. Awal Karir & Fondasi SDM: Memulai di bidang manajemen SDM Polri (Kasubbag Jabpamenti Bag Mutjab Robinkar SDE SDM Polri).
2. Pimpinan Lapangan: Kapolres Cilacap (2010) – pengalaman operasional langsung.
3. Spesialisasi SDM di Metro Jaya: Kabagbinkar Ro SDM Polda Metro Jaya (2012) – membina karier personel ibukota.
4. Dunia Akademik: Dosen Utama STIK Lemdikpol (2014) – mencetak kader Polri.
5. Kepala SDM Regional: Karo SDM Polda Kalimantan Selatan (2015), Karo SDM Polda Jawa Tengah (2017), Karo SDM Polda Metro Jaya (2018) – memimpin SDM di polda besar dan strategis.
6. Analis Kebijakan Strategis: Analis Kebijakan Madya Bidang Binkar SSDM Polri (2016) – merumuskan kebijakan karier nasional.
7. Pendidikan Tinggi Polri: Direktur Program Pascasarjana STIK Lemdiklat Polri (2019) – memimpin pendidikan lanjutan.
8. Wakil Pimpinan Polda: Wakapolda Sulawesi Utara (2020) – pengalaman komando regional.
9. Pendidik Utama: Widyaiswara Kepolisian Utama Tingkat I Sespim Lemdiklat Polri (2021) – mengajar perwira tinggi.
10. Puncak di Lemdiklat: Kepala Sekolah Staf dan Pimpinan Lemdiklat Polri (Kasespim Lemdiklat Polri) (November 2024) – memimpin pendidikan perwira menengah dan atas.
Latar belakang Rudi Darmoko yang dominan di bidang Sumber Daya Manusia bukanlah kebetulan. Ia adalah pakar SDM Polri yang telah berkontribusi signifikan, pembinaan Karier, memegang peran kunci di Bagbinakar Polda Metro Jaya dan sebagai Analis Kebijakan Madya Binkar SSDM Polri, terlibat langsung dalam pengembangan dan penempatan personel.
Manajemen SDM Regional, memimpin divisi SDM di tiga Polda berbeda (Kalsel, Jateng, Metro Jaya), menunjukkan kemampuan mengelola SDM skala besar dalam konteks operasional yang beragam.
Pendidikan dan Pelatihan, Pengalaman panjang sebagai Dosen Utama, Direktur Pascasarjana, Widyaiswara Utama, dan akhirnya Kasespim, membuktikan dedikasinya dalam mencetak dan menyiapkan pemimpin Polri masa depan. Sebagai Kasespim, tanggung jawabnya sangat vital, membentuk karakter dan kompetensi perwira staf dan pimpinan Polri.
Di balik segudang jabatan dan prestasi akademik (Akpol Terbaik ’93, PTIK, Sespim ’08, Sespimti ’16), Irjen Rudi Darmoko dikenal rekan dan bawahannya sebagai sosok pemimpin yang rendah hati, humanis, dan komunikatif.
Gaya kepemimpinannya yang mengedepankan pendekatan personal sering disebut sebagai inspirasi. Integritas dan profesionalismenya menjadi modal penting dalam membangun kepercayaan.
Analisis Selamat Ginting menempatkan Rudi Darmoko di pusat bursa calon Kapolri. Beberapa faktor yang mendukung, Pertama, Figur “Baru” untuk Transisi Latar belakangnya yang kuat di Lemdiklat dan baru menjadi Kapolda membuatnya dipersepsikan lebih “fresh” dan kurang terikat dengan struktur lama.
Kedua, Keahlian Strategis SDM SDM adalah tulang punggung organisasi. Keahlian Rudi dianggap krusial untuk reformasi internal dan peningkatan profesionalisme Polri.
Ketiga, Prestasi Akademik dan Integritas Gelar Adhi Makayasa dan reputasi kepemimpinan yang baik menjadi nilai plus.
Kemepat, Kecenderungan Politis Presiden Terpilih jika benar Prabowo mencari figur di luar lingkaran Sigit, Rudi memenuhi kriteria itu.
Namun, tantangannya juga nyata, dimana Senioritas Bintang, Melompati jenderal bintang tiga adalah langkah tidak biasa dan berpotensi menimbulkan gejolak internal.
Pengalaman Operasional Terbatas, Porsi besar karirnya di bidang SDM dan pendidikan, meskipun prestisius, bisa dipertanyakan kesiapan memimpin operasional Polri secara keseluruhan dibandingkan Kapolda besar atau pejabat Mabes yang lebih teknis-operasional.
Durasi Jabatan Kapolda NTT yang Sangat Singkat, Baru menjabat Mei 2025, pengalaman memimpin Polda NTT belum teruji cukup.
Irjen Rudi Darmoko, Sang Lulusan Terbaik Akpol ’93 yang karirnya sempat tersendat, kini berada di persimpangan sejarah. Dikukuhkan sebagai Kasespim Lemdiklat akhir 2024 dan didapuk memimpin Polda NTT Mei 2025, namanya tiba-tiba mencuat sebagai kandidat terkuat Kapolri versi pengamat.
Apakah keahliannya sebagai arsitek SDM dan pendidik Polri, ditambah citra pemimpin humanis, akan mengantarkannya ke pucuk pimpinan Polri di era Presiden Prabowo yang disebut mencari wajah baru? Ataukah tradisi senioritas berbintang tiga masih terlalu kuat untuk ditembus?
Satu hal pasti, bursa calon Kapolri semakin memanas, dan Irjen Rudi Darmoko telah menjadi nama yang mustahil diabaikan. Perjalanan dari ruang kelas Lemdiklat ke ruang kerja Kapolri mungkin lebih dekat dari yang diperkirakan.
Sumber: Remol/gurindam