Babinsa dan Petani Serasan, Menanam Padi, Menumbuhkan Harapan di Ujung Negeri

Babinsa dan petani Serasan
Babinsa dan petani Serasan

SERASAN –  Di antara hamparan laut biru Natuna, Pulau Serasan yang tenang menyimpan kisah gotong royong yang hangat. Minggu pagi (25/5/2025), sinar mentari menyapa Desa Payak, Kecamatan Serasan Timur, menemani langkah Serka A. Harahap bersama Kopda Ricko Fadila Babinsa Koramil 06 Serasan dan Kelompok Tani “Maju Bersama”.

Dengan lumpur menutupi kaki, mereka bersama-sama menancapkan bibit padi di lahan seluas 4 hektar milik Hairan, ketua kelompok tani. Ini adalah puncak dari rangkaian penanaman bertahap yang dilakukan selama beberapa hari ikut sukseskan Asta cita Presiden Prabowo Subianto membangun nilai luhur Negara Republik Indonesia.

Kehadiran seragam hijau di tengah sawah bukan sekadar formalitas. “Ini wujud nyata kemanunggalan TNI-Rakyat,” ujar Serka A. Harahap sambil cekatan mengikatkan bibit padi. “Kami ingin warga merasakan, Babinsa selalu ada di tiap jerih payah mereka,” sebutnya.

Kegiatan ini adalah ujung tombak program pendampingan pertanian Babinsa, di mana mereka tak hanya membantu mencangkul, tapi juga menjadi pendengar keluh kesah petani dan mitra mencari solusi konkret dari persiapan lahan hingga antisipasi hama.

Tantangan utama di Serasan adalah lokasi sawah yang terpencar. Namun, justru di situlah semangat kebersamaan diuji. “Lokasi kami tak seluas di Jawa, tapi semangat kami menyatu,” kata Hairan, matanya berbinar melihat lahan miliknya terisi hijau. Ia mengungkapkan terima kasih mendalam.

“Bantuan Babinsa bukan cuma tenaga fisik, tapi juga suntikan semangat. Mereka hadir memberi keyakinan bahwa kerja keras kami diperhatikan negara,” lugasnya.

Tanam padi serasan
Tanam padi serasan

Di balik gerakan sederhana menanam padi, tersimpan visi besar. “Setiap bibit yang kita tanam hari ini adalah ikrar untuk ketahanan pangan esok,” seru seorang Babinsa sambil menyerahkan bibit ke petani lanjut usia.

Di pulau terpencil yang kerap bergantung pada pasokan dari luar, swasembada pangan adalah mimpi kolektif. Sementara Kopda Ricko Fadila menegaskan, “Gotong royong seperti ini adalah benteng pertama menghadapi kerawanan pangan,” sambungnya.

Lebih dari sekadar panen, yang dipupuk adalah kepercayaan. “Bahu-membahu di sawah mempererat rasa persaudaraan,” ujar Siti, seorang petani perempuan.

Kehadiran TNI di tengah jeram kehidupan petani kecil bagai angin segar—mengusir rasa terisolasi dan memberi energi baru di pulau Natuna, “Mereka datang bukan sebagai atasan, tapi saudara,” tambahnya.

Saat bayangan mulai memanjang, kegiatan pun berakhir. Lumpur di kaki, senyum di wajah. Di Pulau Serasan yang dikelilingi laut lepas, kolaborasi tentara dan petani ini menulis babak baru bahwa ketahanan pangan dimulai dari kesediaan untuk turun ke sawah, mendengar denyut nadi peradaban yang sesungguhnya.

Seperti batu karang yang teguh diterjang ombak, kebersamaan inilah yang akan mengokohkan Serasan menghadapi masa depan.

(Gre)

 

Editor: Riky rinovsky

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *