Kemenkes Tingkatkan Layanan Kesehatan di Daerah Terpencil, RSUD Reda Bolo Naik Kelas ke Tipe C

Peletakan batu pertama proyek ini dilakukan pada Jumat, 17 Januari 2025 menandai dimulainya transformasi layanan kesehatan di Sumba Barat Daya
Peletakan batu pertama proyek ini dilakukan pada Jumat, 17 Januari 2025 menandai dimulainya transformasi layanan kesehatan di Sumba Barat Daya

GURINDAM.ID – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terus berkomitmen meningkatkan kualitas layanan kesehatan di daerah terpencil melalui Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) atau Quick Win.

Salah satu fokus utama program ini adalah meningkatkan kapasitas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di wilayah terpencil, perbatasan, dan kepulauan. Proyek ini sejalan dengan Asta Cita pemerintah Kabinet Merah Putih yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.

Pada tahun 2025, sebanyak 32 RSUD dari 66 kabupaten/kota akan ditingkatkan kualitasnya, sementara 36 RSUD lainnya menyusul di tahun 2026.

Salah satu yang mendapatkan transformasi adalah RSUD Reda Bolo di Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang naik kelas dari tipe D menjadi tipe C.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa peningkatan status ini akan membawa dampak signifikan bagi masyarakat. “Dengan menjadi RSUD tipe C, pasien dengan kondisi serius tidak perlu lagi dirujuk ke rumah sakit di kabupaten atau provinsi. Penanganan medis yang lebih kompleks dapat dilakukan langsung di sini,” ujar Menkes Budi dalam siaran pers, Jumat (17/1/2025).

Peningkatan kapasitas RSUD Reda Bolo meliputi:  Pembangunan gedung tiga lantai dengan kapasitas 100 tempat tidur. Fasilitas modern termasuk ICU, NICU, HCU, ruang operasi canggih, dan cathlab. Poliklinik lengkap dengan dokter spesialis dasar (penyakit dalam, bedah, kebidanan, dan anak). Laboratorium dan radiologi berteknologi tinggi.

Proyek senilai Rp119 miliar ini juga mencakup pengembangan sumber daya manusia (SDM) kesehatan yang kompeten dan siap mengabdi di daerah asal.

Peningkatan status RSUD Reda Bolo menjadi tipe C merupakan langkah nyata dalam mengurangi kesenjangan akses kesehatan. Masyarakat kini dapat memperoleh layanan berkualitas tanpa harus menempuh perjalanan jauh ke kota besar.

“Ini adalah bukti komitmen pemerintah dalam mewujudkan pemerataan layanan kesehatan, khususnya di daerah tertinggal,” tegas Menkes Budi.

Peletakan batu pertama proyek ini dilakukan pada Jumat, 17 Januari 2025 menandai dimulainya transformasi layanan kesehatan di Sumba Barat Daya.

Dengan adanya pembangunan ini, diharapkan angka rujukan pasien ke luar daerah dapat berkurang signifikan, sekaligus meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setempat.

(GRD/HMS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *