KAPET Natuna Dipercepat, Cen Sui Lan: Ini Langkah Strategis Wujudkan Poros Maritim

Dari Kanan ke kiri: Raja Mustakim (Pengusaha), Cen Sui Lan (Bupati Natuna) Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara (Menteri Transmigrasi), Ahmad Sopian (Kadis PTSP Pemkab Natuna), berpose salam transmigrasi seusai Diskusi Kapet Baru Natuna di Ruang Kerja Menteri Transmigrasi pada Selasa (22/4)
Dari Kanan ke kiri: Raja Mustakim (Pengusaha), Cen Sui Lan (Bupati Natuna) Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara (Menteri Transmigrasi), Ahmad Sopian (Kadis PTSP Pemkab Natuna), berpose salam transmigrasi seusai Diskusi Kapet Baru Natuna di Ruang Kerja Menteri Transmigrasi pada Selasa (22/4)

NATUNA – Pemerintah pusat bersama Pemerintah Kabupaten Natuna mempercepat penyusunan langkah strategis untuk menjadikan Natuna sebagai Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) Berbasis Maritim. Inisiatif ini diharapkan dapat membuka akses perdagangan langsung dengan sembilan negara, meliputi Tiongkok, Vietnam, Thailand, Malaysia, Kamboja, Filipina, Brunei Darussalam, Singapura, dan Taiwan.

Rencana pengembangan ini dibahas secara intensif dalam pertemuan antara Menteri Transmigrasi, Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanegara, dan Bupati Natuna, Cen Sui Lan, di Jakarta, Selasa (22/4).

Lokasi yang dipilih untuk KAPET Terintegrasi adalah lahan HPL seluas 30.000 hektare di Pulau Bunguran Besar, yang dikelola Kementerian Transmigrasi. Kawasan ini diproyeksikan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di wilayah perbatasan utara Indonesia memperkuat posisi strategis Natuna dalam konektivitas regional.

“Pulau Natuna tidak hanya akan menjadi pintu gerbang ekonomi, tetapi juga simpul maritim nasional dan regional,” tegas Menteri Iftitah.

Dengan lokasinya yang berada di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I dan II, Natuna memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai pusat logistik maritim, dilengkapi dengan pelabuhan internasional dan bandara bertaraf global.

Pembangunan infrastruktur ini diharapkan dapat meningkatkan konektivitas Indonesia dengan kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur, sekaligus memperkuat ketahanan ekonomi di wilayah perbatasan.

(Grd)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *