GURINDAM.ID – Muh Nasrul Arsyad merupakan seorang Lawyer mendapatkan kesempatan hadir sebagai peserta mubes di acara Pertemuan Saudagar Bugis Makassar (PSBM) XXV dan Musyawarah Besar XII Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS). Nasrul menulis berbagi mencerita dengan gurindam.id.
Kondisi terkini Suasana hangat mengisi ruang ballroom Hotel Four Point by Sheraton, Makassar, pagi itu. Ribuan perwakilan Badan Pengurus Wilayah (BPW) Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) dari berbagai daerah duduk berdampingan, sesekali berbagi cerita dan tawa.
Di tengah mereka, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman hadir dengan senyum rendah hati, bersalaman satu per satu dengan para senior dan pemuda KKSS.
“Ini bukan sekadar acara formal. Ini adalah pertemuan keluarga besar di mana nilai kebersamaan dan gotong royong menjadi napas utama,” kata Nasrul.
Ketika Abdillah Natsir, Pimpinan Sidang Mubes XII KKSS, mengumumkan bahwa Amran Sulaiman menjadi calon tunggal Ketua Umum, tepuk tangan riuh menggema. Tak ada kompetisi, tak ada perpecahan hanya konsensus bersama bahwa sosok Amran dinilai mampu membawa KKSS lebih maju.
“Ini bukan tentang siapa yang menang atau kalah, tapi tentang bagaimana kita bersatu untuk kemajuan Sulawesi Selatan,” ujar Nasrul, salah satu pengurus KKSS asal Kepri, dengan mata berbinar.

Dua nama yang semula disebut akan maju Yasin Azis (mantan Ketua BPW KKSS Timor Timur) dan Andi Ida Nursanti (pengusaha) memilih mundur bukan karena kalah, melainkan karena semangat kebersamaan.
“Kami melihat dukungan untuk Pak Amran sangat kuat dari seluruh BPW. Daripada memecah suara, lebih baik kita bersatu,” kata seorang pendukung Yasin yang enggan disebut namanya.
Abdillah Natsir menjelaskan, Amran didukung penuh oleh 35 BPW KKSS dan seluruh “pilar” organisasi termasuk pemuda, perempuan, dan tokoh adat. Ini bukan sekadar angka, tapi bukti kepercayaan yang dibangun dari kerja nyata.
“Dari Aceh sampai Papua, warga Sulsel di perantauan percaya Pak Amran bisa jembatani aspirasi mereka,” ujar Dewi Sartika, pengurus KKSS Wilayah Jawa Barat.
Amran: “Ini Amanah, Bukan Jabatan”
Ketika diminta menyampaikan kata-kata, Amran tak langsung bicara soal program. Ia justru berterima kasih pada para sesepuh yang telah membesarkan KKSS.
“Saya hanya kecil di tengah besarannya para pendahulu. Jika nanti dipercaya, ini bukan soal jabatan, tapi bagaimana kita rawat warisan kebersamaan ini,” ujarnya dengan suara bergetar.
Ia pun berbagi kisah pengalaman masa kecilnya di Bone, di mana semangat “siri’ na pacce” (harga diri dan solidaritas) selalu diajarkan orang tuanya. Nilai-nilai inilah yang ingin ia tularkan ke seluruh warga Sulsel, baik di tanah kelahiran maupun di perantauan.
Di luar ruangan, beberapa pemuda KKSS berdiskusi santai. Rahmat (25), mahasiswa asal Maros yang aktif di sayap pemuda KKSS, berharap Amran bisa memperkuat program pendidikan dan kewirausahaan.
“KKSS harus jadi rumah bagi anak muda Sulsel yang merantau. Bukan hanya acara seremonial, tapi wadah untuk berkembang,” ujarnya.

Sementara Ibu Siti (60), perwakilan KKSS Wilayah Sulawesi Tengah, berpesan:
“Jangan lupakan emak-emak di kampung. Kami butuh program yang menyentuh langsung, seperti pelatihan pertanian dan akses pemasaran,” harapnya.
Mubes XII KKSS hari ini bukan sekadar prosesi demokrasi organisasi, tapi festival kebersamaan. Ketika Amran Sulaiman nantinya resmi memimpin, tantangannya adalah menjaga api persatuan ini tetap menyala.
Di sudut ruangan, seorang nenek asal Sinjai berbisik pada Nasrul Arsyad:
“Dulu KKSS dibangun dengan darah dan air mata perantau. Sekarang, kita harus pastikan anak cucu tak kehilangan jejak itu, gagasan untuk sekolah KKSS ide berlian membangun pendidikan,” lugasnya.
Dan hari ini, semua mata memandang penuh harap KKSS siap melangkah, dengan semangat baru, tapi nilai lama yang tetap mengakar bersama pemimpin baru Andi Amran Sulaiman periode 2025-2030.
(Rk)