ANAMBAS – Kabupaten Kepulauan Anambas, sebagai wilayah perbatasan di Provinsi Kepulauan Riau, memiliki potensi besar untuk memanfaatkan bonus demografi Indonesia. Hal ini mengemuka dalam diskusi terbatas “Peluang Bonus Demografi dan Indonesia Maju di Bawah Kepemimpinan Prabowo-Gibran” pada Jumat (18/10/2024).
Ketua Kadin Kepulauan Anambas, Muh Nasrul Arsyad, SE, SH, M.Si, optimis bahwa kepemimpinan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan membawa kemajuan bagi Indonesia, khususnya dalam memanfaatkan bonus demografi.
“Fenomena ini memberikan peluang besar untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, asalkan dikelola dengan strategi yang tepat,” kata Nasrul.
Ia menyakini bahwa Prabowo, dengan pengalamannya di bidang politik dan militer, serta Gibran, sebagai pengusaha muda dengan perspektif segar, mampu merumuskan kebijakan yang responsif dan inovatif.
Meskipun ada tantangan seperti pengangguran, kualitas pendidikan, dan akses layanan kesehatan, Nasrul yakin bahwa peluang bonus demografi dapat dimanfaatkan secara maksimal dengan fokus pada peningkatan kualitas pendidikan, pengembangan keterampilan, dan penciptaan lapangan kerja berkelanjutan.
“Adaptasi terhadap perkembangan teknologi dan digitalisasi juga menjadi kunci dalam menciptakan peluang yang lebih luas bagi generasi muda,” tambahnya. “Infrastruktur digital yang baik akan mendukung akses pendidikan dan peluang kerja, terutama di daerah-daerah terpinggirkan,” urainya.
Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI pada Minggu (20/10/2024). Diharapkan, pemerintahan baru ini dapat membawa kemajuan dan kesejahteraan bagi masyarakat Kepulauan Anambas, khususnya melalui pemanfaatan bonus demografi.
Indonesia Hadapi Tantangan dan Peluang di Masa Depan
Lebih lanjut Muh Nasrul Arsyad, juga merupakan salah satu pentolan Gerakan Indonesia raya (Gerindra) di Anambas ini menyatakan optimismenya terhadap masa depan Indonesia. Ia menilai Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi negara maju, meskipun harus mengatasi berbagai tantangan yang ada.
“Indonesia memiliki modal yang kuat untuk menjadi negara maju,” ujar Nasrul. “Populasi yang besar, sumber daya alam yang melimpah, dan keanekaragaman budaya merupakan aset berharga yang harus dimanfaatkan secara optimal,” lanjut nya.
Namun, Nasrul juga mengingatkan akan adanya sejumlah tantangan yang perlu diatasi. Kesenjangan ekonomi dan kualitas sumber daya manusia (SDM) menjadi dua hal utama yang perlu mendapatkan perhatian serius.
“Kesenjangan ekonomi antara daerah perkotaan dan pedesaan, serta antara kelompok masyarakat kaya dan miskin, masih menjadi masalah yang perlu segera diatasi,” jelasnya. “Selain itu, peningkatan kualitas SDM juga menjadi kunci untuk meningkatkan daya saing Indonesia di kancah global.”
Di sisi lain, Nasrul melihat adanya peluang besar yang dapat dimanfaatkan Indonesia, yaitu bonus demografi dan pemanfaatan teknologi digital.
“Bonus demografi, di mana mayoritas penduduk berada pada usia produktif, dapat menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi jika dikelola dengan baik,” kata Nasrul. “Pemanfaatan teknologi digital juga dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas di berbagai sektor,” lugasnya.
Nasrul berharap pemerintah dapat mengambil langkah-langkah strategis untuk mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada.
“Investasi di bidang pendidikan dan pelatihan vokasi perlu ditingkatkan untuk mempersiapkan generasi muda dengan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja,” ujarnya. “Penguatan infrastruktur juga penting untuk mendukung konektivitas dan pertumbuhan ekonomi di seluruh wilayah Indonesia,” urainya.
Selain itu, kata Nasrul juga menekankan pentingnya mendorong inovasi dan kewirausahaan.
“Pemerintah perlu menciptakan iklim yang kondusif bagi perkembangan startup dan UMKM untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif,” katanya. Terakhir, Nasrul juga menyoroti pentingnya tata kelola pemerintahan yang baik.
“Pemerintahan yang bersih, efisien, dan transparan akan menciptakan iklim investasi yang kondusif,” pungkasnya.
Berikut ini Asta Cita Prabowo-Gibran selengkapnya akan berjalan.
Visi Presiden dan Wakil Presiden akan dicapai dengan 8 misi yang disebut Asta Cita sebagai berikut:
1. Memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi, dan hak asasi manusia (HAM).
2. Memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru.
3. Meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, mengembangkan industri kreatif, dan melanjutkan pengembangan infrastruktur.
4. Memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM), sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender, serta penguatan peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas.
5. Melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri.
6. Membangun dari desa dan dari bawah untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan.
7. Memperkuat reformasi politik, hukum, dan birokrasi, serta memperkuat pencegahan dan pemberantasan korupsi dan narkoba.
8. Memperkuat penyelarasan kehidupan yang harmonis dengan lingkungan, alam, dan budaya, serta peningkatan toleransi antarumat beragama untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur.
(Dia)