Konferwil III AMSI Jatim, Tongkat Estafet Kepemimpinan Beralih, Yatimul-Amir Tejo Bawa Semangat Baru

Yatimul Ainun dan Amir Tejo terpilih secara mufakat untuk memimpin AMSI Jatim
Yatimul Ainun dan Amir Tejo terpilih secara mufakat untuk memimpin AMSI Jatim

GURINDAM.ID – Konferensi Wilayah (Konferwil) III Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Jawa Timur tidak hanya menjadi ajang diskusi mengenai perkembangan jurnalisme dan ekosistem media digital, tetapi juga menjadi momen penting dalam pemilihan kepemimpinan baru.

Yatimul Ainun dari Timesindonesia.co.id dan Amir Tejo dari Ngopibareng.id terpilih secara aklamasi untuk memimpin AMSI Jatim periode 2024-2028.

Konferensi Wilayah (Konferwil) ke-3 Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Jawa Timur. Bertempat di Hotel Whiz Luxe Spazio Surabaya, acara ini dibuka secara resmi oleh Ketua Umum AMSI Pusat, Wahyu Dhyatmika, di hadapan para pelaku industri media siber Jawa Timur.

Pemilihan ini menunjukkan kepercayaan anggota AMSI Jatim terhadap visi dan kemampuan keduanya dalam memajukan industri media siber di wilayah Jawa Timur.

Yatimul Ainun dan Amir Tejo berkomitmen untuk menjadikan AMSI Jatim sebagai lokomotif nasional dalam industri media siber, dengan fokus pada peningkatan kualitas jurnalisme, pengembangan bisnis media digital, dan penguatan kolaborasi antar anggota.

Keduanya juga akan bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah, akademisi, dan masyarakat sipil, untuk menciptakan ekosistem media siber yang sehat dan berkelanjutan.

Dalam pidato pembukaannya, Wahyu Dhyatmika menekankan peran krusial media digital dalam membentuk wacana publik serta mendorong demokratisasi informasi.

Beliau juga menyoroti tantangan yang dihadapi media siber saat ini, seperti disrupsi teknologi, perubahan perilaku konsumen, dan ancaman disinformasi.

Konferwil III AMSI Jatim diharapkan menjadi wadah strategis bagi para anggota AMSI untuk berkolaborasi, berbagi pengetahuan, serta merumuskan strategi bersama dalam menghadapi tantangan industri media digital yang terus berkembang.

 

Bli Komang mengungkapkan bahwa kondisi ekonomi yang kurang baik dan keterbatasan pemanfaatan APBD/APBN oleh media menjadi peluang bagi penerbit untuk merealisasikan ide dan gagasan baru. Ia juga mengingatkan bahwa keberlanjutan jurnalisme dan ekosistem media digital sangat penting bagi demokrasi.

 

“Tanpa ekosistem yang sehat, demokrasi terancam. Industri ini harus hidup dan berkelanjutan, sebab pertaruhannya adalah demokrasi dan masa depan Indonesia,” tegas Bli Komang.

Ia menegaskan bahwa UU Pers menjamin dua hal penting, yaitu fungsi pers dan fungsi ekonomi. Oleh karena itu, penting bagi media untuk menjaga keseimbangan antara idealisme jurnalisme dan keberlanjutan bisnis agar dapat terus berkontribusi bagi masyarakat dan demokrasi.

Bli Komang juga menyampaikan pentingnya memperbaiki hubungan antara media dan platform digital melalui kebijakan yang mendukung. Ia juga mengajak para member AMSI untuk terus melakukan evaluasi internal demi keberlanjutan media.

 

“Eksternal kita perbaiki, ada tanggung jawab perpres publisher right, ini cara memperbaiki relasi dengan platform agar bermanfaat bagi kita. Selama ini kita tidak mendapatkan kontribusi yang seimbang. Nah, perpres ini bisa dinikmati perusahaan pers yang terverifikasi. Ini kami dorong agar anggota AMSI bisa segera terverifikasi faktual oleh Dewan Pers,” ucapnya.

Untuk evaluasi internal, media wajib tahu siapa yang mendapatkan manfaat dari produknya. jika itu tercapai, maka bisa memonetisasi, karena model bisnis adalah value capture dan value monetization.

“Kalau kita tidak bisa mengambil itu, berarti produknya keliru atau identifikasi yang keliru. Kita harus cek market kita untuk dijual,” pesannya.

Bli Komang juga mengingatkan bahwa era digital adalah era peluang sekaligus ancaman bagi media, karena pengguna internet tumbuh terus. Belum lagi Kompetitornya semakin menjamur.

“Kita harus cari cara informasi macam apa yang dibuat dan dibutuhkan publik. Media kontennya harus berdasarkan fakta dan informasi yang benar,” kata Bli Komang

Di akhir sambutannnya, Bli Komang berpesan, jurnalisme yang bagus bukan hanya untuk mencari uang, tetapi mencari uang untuk membuat berita yang menarik, menghidupkan newsroom. Jika media tidak berpikir tentang audiens, maka akan dipastikan mereka hilang.

“Ini kesempatan sekaligus ancaman. AMSI harus punya peran di situ. AMSI Jatim harus jadi motor dan lokomotif media di Jawa Timur,” tutup Wahyu Dhyatmika.

(Rky)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *